Sudah kenal rupiah? tapi yakin sudah cinta?
November 06, 2017Rupiah Emisi Terbaru |
Bicara soal cinta rupiah, gue mau nanya dulu nih. Siapa yang kemaren sempat terprovokasi waktu dengar berita kalau uang rupiah emisi terbaru memuat simbol organisasi tertentu? siapa juga yang ikut membully waktu muncul berita kalau uang rupiah ditolak di luar negeri? eeiitss,...hayoo ngacung!!!. Kalau diantara kalian ada yang ngacung, itu tandanya kalian “belum” cinta rupiah. Kenapa? karena kalian belum mampu menghargai dan memperlakukan uang rupiah kita dengan baik, right?
Sedangkan berita penolakan rupiah di luar negeri itu juga gak benar, hal tersebut terjadi karena di tempat penukarannya (money changer) tidak ada persediaan atau bisa jadi kebijakan negara-negara tertentu yang tidak menerima mata uang negara lain.
Jadi jangan khawatir yah, karena uang rupiah adalah uang sah negara kita, jadi kalian tetap bisa gunain uang rupiah kita dimana aja dan dalam transaksi apapun.
Ohh yaa,.. Presiden Joko Widodo juga ngajakin kita semua untuk lebih menghargai dan mencintai rupiah secara nyata. Rupiah adalah wujud kedaulatan, Rupiah bukti kemandirian bangsa. Begitulah yang diserukan Pak Jokowi. Gue sih sepakat banget sama seruannya beliau. Kalau bukan kita siapa lagi? iya kan? Malu dong sama Cindy Cenora (Penyanyi cilik "Aku Cinta Rupiah") kalau kalian gak cinta sama rupiah. Hahaha....
RUPIAH DAN SEJARAHNYA
Ternyata eh ternyata pemilik nama ORI (Oeang Republik Indonesia) ini resmi beredar pada tanggal 30 Oktober 1946, seperti yang dikemukakan Bung Hatta dalam pidatonya di RRI Yogyakarta pada tanggal 29 Oktober 1946
Isi pidato Bung Hatta |
Dari pidatonya Bung Hatta udah ngerti dong dulu dan sebelumnya kita pake mata uang apa aja? Tapi sayang banget ya perjalanan mata uang ORI cuma bertahan sampai tahun 1949 karena setelah 4 tahun merdeka Pemerintah Indonesia menetapkan rupiah sebagai mata uang kebangsaan yang baru.
Menariknya asal kata "rupiah" sampai saat ini masih menjadi perdebatan, ada yang bilang berasal dari bahasa India (Rupee), ada juga yang bilang dari bahasa Mongolia (Rupia) dan sebagian lagi ada yang bilang dari bahasa sansekerta (Rupya). Kalau menurut kalian yang mana nih? hehehe...
SLOGAN 3D, IKLAN RUPIAH YANG MEMBEKAS
Slogan 3D adalah cara singkat agar masyarakat mudah memahami dan mempratekkan ciri-ciri keaslian uang rupiah yang didalamnya tertanam :
- Tanda air (watermark) : gambar yang terlihat jika diterawangkan ke arah cahaya.
- Benang pengaman : garis melintang dari atas ke bawah.
- Cetakan intaglio : cetakkan kasar apabila diraba.
- Gambar saling isi : gambar sisi depan dan belakang yang saling isi dan tepat beradu jika arahkan ke cahaya.
- Tinta berubah warna : cetakkan yang berubah warna bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
- Tulisan mikro : tulisan kecil yang bisa dilihat dengan kaca pembesar
- Tinta tidak tampak : hasil cetak tak kasat mata yang memendar di bawah sinar ultraviolet.
- Gambar tersembunyi : tulisan tersembunyi yang dapat dilihat dari sudut pandang tertentu.
FAKTA RUPIAH YANG MENARIK, DARI DESAIN TERCANTIK HINGGA RAMAH TUNENETRA
Ngomongin desain, ini nih salah satu alasan gue cinta banget sama rupiah. Pemilihan warna, gambar pahlawan, gambar pemandangan, seni budaya, rumah adat, bunga khas daerah, tarian daerah dan lain-lain yang ditampilkan pada lembaran uang rupiah memiliki keindahan dan daya pikat tersendiri sehingga banyak kolektor-kolektor dunia yang jatuh hati.
Ternyata eh ternyata desain uang rupiah kita pernah beberapa kali dinobatkan menjadi desain terbaik tingkat dunia lho? Nih buktinya :
- Tahun 1975, uang rupiah pecahan 10.000 pernah menjadi desain terbaik di Asia.
- Tahun 1998, uang pecahan 20.000 yang bergambar Ki Hadjar Dewantara dinobatkan menjadi uang dengan desain paling indah nomor satu menurut situs moneychoice.org.
- Tahun 2005, uang pecahan 10.000 yang menampilkan gambar Sultan Mahmud Badaruddin II didaulat sebagai desain terbaik di dunia berdasarkan situs The Telegraph asal Inggris.
- Tahun 2014, uang pecahan 100.000 berhasil menjadi desain terbaik dunia dengan menyabet penghargaan The Most Beautifully Design Around The World yang diberikan oleh majalah Times.
Uang rupiah ramah tunanetra |
Gue masih nyesek kalau kebayang adegan reality show di TV tapi gue lupa nama acaranya apa. Dimana ada Bapak-bapak tua dengan kondisi tunanetra yang nolak buat jadi pengemis tapi lebih milih buat dagang kerupuk keliling. Dia cerita kalau kekurangan fisiknya sering dimanfaatin orang-orang yang membeli dagangannya. Dagangan abis tapi pas istrinya ngitungin hasil jualan di rumah, uangnya gak sesuai dengan yang seharusnya dia dapat alias rugi. Ini moment yang bagus banget menurut gue, Bank Indonesia mendesain uang rupiah yang ramah tunanetra. Supaya gak ada adegan tipu-tipu lagi. Setuju gak?
CINTAI RUPIAH DENGAN MENGHINDARI KEBIASAAN BURUK
Gue di ruang proses uang (foto ini diambil saat pembuatan company profile dan telah mengantongi izin karena ketatnya SOP masuk ke ruang proses) |
Ayoolah kita tinggalin kebiasaan buruk yang masih tinggi terhadap perlakuan uang rupiah. Gue dan kalian cukup melakukan hal-hal berikut :
- Tidak melipat
- Tidak mencoret
- Tidak meremas
- Tidak menstreples
- Tidak membasahi
BIAYA CETAK RUPIAH MAHAL NAMUN KESADARAN MASYARAKAT MASIH MINIM
Ada yang tau biaya cetak rupiah? mahalkah? yaa jelaslah. Pada cetakan emisi terbaru tahun 2016 lalu BI merahasiakan biaya cetaknya karena memang sifatnya rahasia dan tidak boleh dipublikasi. Namun yang pernah gue baca di situs detik finance tahun 2015, BI menganggarkan dana sedikitnya Rp. 3,5 triliun setiap tahun untuk biaya cetak dan biaya distribusi ke seluruh Indonesia.
Ntah beritanya valid atau enggak, gue cuma berfikir secara logika kasar sebagai orang yang bersentuhan langsung dengan rupiah. Uang rupiah itu terbuat dari kertas khusus berbahan baku kapas tentu biayanya mahal, belum lagi watermark dan benang pengamannya, belum lagi kalau bahannya impor dari luar. Untuk mensortir uang rupiah aja harus pakai mesin khusus semisal mesin BPS, mesin UW, mesin seetech atau mesin norxel yang biaya aja gak murah. Jadi wajar banget kalau sekali cetak uang biayanya selangit.
Sayangnya, biaya cetak yang mahal tidak diimbangi kesadaran masyarakat dalam memperlakukan rupiah. Secara fakta BI mengatakan bahwa rata-rata uang yang diedarkan di masyarakat hanya bertahan 2 kali edar saja dan setelah itu langsung lusuh, sudah tentu masa edarnya sebentar saja dan perlu biaya lagi untuk mencetaknya kembali.
Yuukkk mulai saat ini dan dari diri kita sendiri untuk lebih sadar dan lebih bijak dalam memperlakukan rupiah, cintai rupiah dengan tidak melipatnya, mencoretnya, meremasnya, menstreplesnya dan membasahinya, waspadai modus pemalsuan uang rupiah dengan slogan 3D. Karena sekarang gue dan kalian harus kompak untuk mengatakan
KAMI CINTA RUPIAH
Referensi :
6 komentar
saya sudah kenal tapi syaa blum cinta :(
ReplyDeleteburuan dicintai dong,. hehehe
Deleteinformasinya bagus,.. baru tau klo selama ini sudah melakukan kebiasaan buruk thd rupiah hihihih
ReplyDeleteyukk ditinggalin mulai sekarang,.. hihihi
DeleteBagus kak,duh gak nyangka msh sring ngelakuin kbiasaan buruk pdhl nytakin uang mahal jg ya hehehe
ReplyDeletemksh ^^,..
Deletehehehe yuk tinggalin yg buruk2,..